Minggu, 09 Maret 2014

After Move On
               
                                                                                                                                                                               Mike. Adalah nama yang pernah menjadi bagian hidupku. Dia adalah orang yang pernah mengisi hari-hariku dengan cintanya. Tapi cinta tidak selamanya indah. Saat lulus SMA, aku dan Mike memilih mengakhiri hubungan kami yang sudah dua tahun kami jalani. Entah kenapa saat Mike menanyakan keputusanku. Aku dengan pelan mengangguk setuju. Itu adalah penyesalan yang selalu membuatku kecewa setengah mati. Kini aku tidak bisa menemukan pengganti Mike. Meskipun aku kuliah di Universitas yang cukup termahsyur di kota kami. Yang mahasiswa-mahasiswanya semua ganteng-ganteng plus smart juga. Tapi aku nggak pernah menemukan seseorang yang dapat menggantikan Mike di hati ini. Nama Mike sudah terlanjur ku tulis dalam-dalam di hatiku. Hingga sulit bagiku untuk menghapus namanya begitu saja.
Setiap kali aku berniat untuk Move On! Namun lagi-lagi aku nggak bisa. Wajah Mike yang sendu dan penuh ketenangan selalu hadir di ingatanku. Entah sudah 3 tahun tidak pernah bertemu lagi dengan Mike. Berangsur-angsur aku merasakan sudah sedikit demi sedikit bayangan Mike menjauh dari pikiran. Kini berganti dengan seorang cowok mahasiswa baru di Jurusanku. Yang kebetulan satu ruangan denganku. Namanya Chiko. Dia sangat baik dan langsung akrab denganku. Entah mungkin karena aku juga yang pandai bergaul dan enggak sombong kaya yang lainnya.
“Alissa?” panggil Chiko sambil berlari kearahku.
“ada apa Chiko?” tanyaku singkat.
“loe ada acara nggak ntar malam?” Chiko balik nanya.
“nggak tau! Palingan lanjutin ngetik proposal aja!” jawabku enteng.
Chiko tampak berpikir.
“ya udah gue janji bantuin loe bikin proposal loe. Tapi loe mau nggak jalan sama gue malam ini? Sekalian refreshing dikit dari kegiatan kuliahan?” bujuk Chiko. Dan aku hanya tersenyum.
“kenapa kok senyum?” tanya Chiko agak risih dengan tingkahku.
“ya abis loe betul juga Chiko? Gue lama nggak jalan-jalan. Soalnya setiap hari selalu ada tugas loe tau juga kan..” ucapku sambil tersenyum lagi.
“berarti mau dong jalan sama gue ya, Al?” tanya Chiko memastikan.
“okey, Chikko. Gue mau!”
Chikko tampak senang. Dan hampir memeluk aku. Aku menjauh dan dia tampak tersenyum geli.
“yess!” seru Chiko. “Kalo gitu gue anterin pulang ya, Alissa?”
“gimana ya? Gue rasa gue bisa pulang sendiri deh.” gumam ku sambil menepuk-nepuk daguku.
“yah elu, Alissa! Alasan doang. Udah yuk gue anterin ya?” pinta Chiko memohon-mohon sambil membungkukkan badannya.
Aku sengaja diam. Dan sengaja membuat Chikko menunggu.
“aduh aduh? Punggung ku udah pegel nih, Al?” saat Chikko berdiri, aku sudah nggak ada di depannya. Jadi, dia kelabakan sendiri. Aku langsung nyamperin dia dari belakangnya.
“kena deh!” gurauku sambil menepuk bahu Chikko. Dan Chikko tampak terheran-heran.
“ihh elo ya, Alissa bikin gue bingung aja!” ucap Chiko sambil memencet hidungku. Tidak sakit sih, tapi aku balas dengan mencubit pinggangnya. Lalu aku langsung lari dan Chiko segera mengejar langkahku yang tidak terlalu cepat larinya.
Ah! Hari yang indah! Hehe.
Malam ini Chiko menjemputku dari rumah. Dia berpamitan dengan sangat sopan. Orangtuaku percaya dengan Chiko yang memang anak orang baik-baik dari keluarga yang berada di rentetan konglomerat.
Saat sampai di Taman. Ternyata Chikko sudah menyediakan dua kursi dan satu meja bundar semua bercat warna pink. Dan menambah indahnya di atas meja ada dua minuman jus dan sebuah kotak warna biru berpita pink. Di salah satu meja ada sebuah gitar. Sejenak aku terpesona melihat kejutan dari Chikko teman baruku ini.
“ini semua buat kamu Al.” ucap Chiko sambil menggenggam erat tanganku dan memandangku dengan penuh kebahagiaan.
Aku cuman mengangguk.
Lalu Chiko mempersilakanku duduk. Dan dia langsung duduk sambil memainkan gitarnya. Lagunya “Someone Like You”. Aku sangat tersentuh mendengar lagu Adelle. Yang dinyanyikan Chiko dengan penuh perasaan. Aku menduga bahwa Chikko ada maksud di balik semua ini.
Saat berhenti menyanyi Chikko menyuruhku membuka kotak itu. Lalu dengan hati-hati aku membukanya. Ternyata di dalamnya ada es krim, coklat dan sebuah kotak surat. Lalu aku membacanya “ALISSA MAUKAH KAMU MENJADI PACARKU?”
aku terkagum.
Chikko menggenggam tanganku.
“Alissa maukah kamu menjadi pacarku? Jujur selama ini aku diam-diam suka sama kamu..” ucap Chiko penuh harapan.
Aku menunduk malu. Dan merasakan jantungku berdebar-debar dan berdegup kencang.
“pliss, Alissa? Aku mohon jawab sekarang. Kamu adalah orang pertama yang telah mengubah duniaku menjadi terasa indah..” tutur Chikko tulus.
Aku mengangkat mukaku. Dan memandang Chiko yang tampak gugup juga. Tapi dia tetap tenang dan sangat tenang saatku memandangnya. Tiba-tiba aku mengingat Mike. Tapi dengan cepat aku membuang ingatan itu dan berdoa dalam hati untuk melupakan nama Mike selamanya.
“A.. Aku mau, Chiko..” jawabku akhirnya. Dan Chiko tampak bahagia. Aku juga merasa lega karena Chiko juga mengubah duniaku menjadi terasa indah dari sebelumnya.
Malam ini kami resmi jadian. Dan kami melepaskan sebuah balon yang berisi harapan-harapan indah aku dan Chikko.
Pesan Moral: “Jangan pernah putus asa! Jalan untuk Move On selalu terbuka :)”
BY : faizah izhanggia rahmadanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar