After Move On
Mike. Adalah nama yang pernah menjadi bagian hidupku. Dia adalah orang
yang pernah mengisi hari-hariku dengan cintanya. Tapi cinta tidak
selamanya indah. Saat lulus SMA, aku dan Mike memilih mengakhiri
hubungan kami yang sudah dua tahun kami jalani. Entah kenapa saat Mike
menanyakan keputusanku. Aku dengan pelan mengangguk setuju. Itu adalah
penyesalan yang selalu membuatku kecewa setengah mati. Kini aku tidak
bisa menemukan pengganti Mike. Meskipun aku kuliah di Universitas yang
cukup termahsyur di kota kami. Yang mahasiswa-mahasiswanya semua
ganteng-ganteng plus smart juga. Tapi aku nggak pernah menemukan
seseorang yang dapat menggantikan Mike di hati ini. Nama Mike sudah
terlanjur ku tulis dalam-dalam di hatiku. Hingga sulit bagiku untuk
menghapus namanya begitu saja.
Setiap kali aku berniat untuk Move On!
Namun lagi-lagi aku nggak bisa. Wajah Mike yang sendu dan penuh
ketenangan selalu hadir di ingatanku. Entah sudah 3 tahun tidak pernah
bertemu lagi dengan Mike. Berangsur-angsur aku merasakan sudah sedikit
demi sedikit bayangan Mike menjauh dari pikiran. Kini berganti dengan
seorang cowok mahasiswa baru di Jurusanku. Yang kebetulan satu ruangan
denganku. Namanya Chiko. Dia sangat baik dan langsung akrab denganku.
Entah mungkin karena aku juga yang pandai bergaul dan enggak sombong
kaya yang lainnya.
“Alissa?” panggil Chiko sambil berlari kearahku.
“ada apa Chiko?” tanyaku singkat.
“loe ada acara nggak ntar malam?” Chiko balik nanya.
“nggak tau! Palingan lanjutin ngetik proposal aja!” jawabku enteng.
Chiko tampak berpikir.
“ya
udah gue janji bantuin loe bikin proposal loe. Tapi loe mau nggak jalan
sama gue malam ini? Sekalian refreshing dikit dari kegiatan kuliahan?”
bujuk Chiko. Dan aku hanya tersenyum.
“kenapa kok senyum?” tanya Chiko agak risih dengan tingkahku.
“ya
abis loe betul juga Chiko? Gue lama nggak jalan-jalan. Soalnya setiap
hari selalu ada tugas loe tau juga kan..” ucapku sambil tersenyum lagi.
“berarti mau dong jalan sama gue ya, Al?” tanya Chiko memastikan.
“okey, Chikko. Gue mau!”
Chikko tampak senang. Dan hampir memeluk aku. Aku menjauh dan dia tampak tersenyum geli.
“yess!” seru Chiko. “Kalo gitu gue anterin pulang ya, Alissa?”
“gimana ya? Gue rasa gue bisa pulang sendiri deh.” gumam ku sambil menepuk-nepuk daguku.
“yah elu, Alissa! Alasan doang. Udah yuk gue anterin ya?” pinta Chiko memohon-mohon sambil membungkukkan badannya.
Aku sengaja diam. Dan sengaja membuat Chikko menunggu.
“aduh
aduh? Punggung ku udah pegel nih, Al?” saat Chikko berdiri, aku sudah
nggak ada di depannya. Jadi, dia kelabakan sendiri. Aku langsung
nyamperin dia dari belakangnya.
“kena deh!” gurauku sambil menepuk bahu Chikko. Dan Chikko tampak terheran-heran.
“ihh
elo ya, Alissa bikin gue bingung aja!” ucap Chiko sambil memencet
hidungku. Tidak sakit sih, tapi aku balas dengan mencubit pinggangnya.
Lalu aku langsung lari dan Chiko segera mengejar langkahku yang tidak
terlalu cepat larinya.
Ah! Hari yang indah! Hehe.
Malam ini Chiko
menjemputku dari rumah. Dia berpamitan dengan sangat sopan. Orangtuaku
percaya dengan Chiko yang memang anak orang baik-baik dari keluarga yang
berada di rentetan konglomerat.
Saat sampai di Taman. Ternyata
Chikko sudah menyediakan dua kursi dan satu meja bundar semua bercat
warna pink. Dan menambah indahnya di atas meja ada dua minuman jus dan
sebuah kotak warna biru berpita pink. Di salah satu meja ada sebuah
gitar. Sejenak aku terpesona melihat kejutan dari Chikko teman baruku
ini.
“ini semua buat kamu Al.” ucap Chiko sambil menggenggam erat tanganku dan memandangku dengan penuh kebahagiaan.
Aku cuman mengangguk.
Lalu
Chiko mempersilakanku duduk. Dan dia langsung duduk sambil memainkan
gitarnya. Lagunya “Someone Like You”. Aku sangat tersentuh mendengar
lagu Adelle. Yang dinyanyikan Chiko dengan penuh perasaan. Aku menduga
bahwa Chikko ada maksud di balik semua ini.
Saat berhenti menyanyi
Chikko menyuruhku membuka kotak itu. Lalu dengan hati-hati aku
membukanya. Ternyata di dalamnya ada es krim, coklat dan sebuah kotak
surat. Lalu aku membacanya “ALISSA MAUKAH KAMU MENJADI PACARKU?”
aku terkagum.
Chikko menggenggam tanganku.
“Alissa maukah kamu menjadi pacarku? Jujur selama ini aku diam-diam suka sama kamu..” ucap Chiko penuh harapan.
Aku menunduk malu. Dan merasakan jantungku berdebar-debar dan berdegup kencang.
“pliss,
Alissa? Aku mohon jawab sekarang. Kamu adalah orang pertama yang telah
mengubah duniaku menjadi terasa indah..” tutur Chikko tulus.
Aku
mengangkat mukaku. Dan memandang Chiko yang tampak gugup juga. Tapi dia
tetap tenang dan sangat tenang saatku memandangnya. Tiba-tiba aku
mengingat Mike. Tapi dengan cepat aku membuang ingatan itu dan berdoa
dalam hati untuk melupakan nama Mike selamanya.
“A.. Aku mau,
Chiko..” jawabku akhirnya. Dan Chiko tampak bahagia. Aku juga merasa
lega karena Chiko juga mengubah duniaku menjadi terasa indah dari
sebelumnya.
Malam ini kami resmi jadian. Dan kami melepaskan sebuah balon yang berisi harapan-harapan indah aku dan Chikko.
Pesan Moral: “Jangan pernah putus asa! Jalan untuk Move On selalu terbuka :)”
BY : faizah izhanggia rahmadanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar